Welcome Comments Pictures

Minggu, 01 Juni 2014

REVIEW ANIMASI AMERIKA "THE SIMPSONS" (FOX, 1989)

Oleh Arny Lattu | 702012009

THE SIMPSONS


The Simpsons adalah sebuah serial kartun komedi Amerika Serikat yang populer. Simpsons diciptakan oleh Matt Groening. Program ini pertama kali mulai ditayangkan sebagai potongan acara Tracey Ullman Show pada tahun 1987. Seri ini adalah parodi satir dari gaya hidup menengah Amerika dicontohkan dengan keluarganya dengan nama yang sama, yang terdiri dari Homer, Marge, Bart, Lisa, dan Maggie.

Meskipun berformat kartun, The Simpsons merupakan acara yang ditujukan untuk pemirsa dewasa. Tema-tema yang diangkat beraneka ragam dan tak jarang memasukkan topik yang sensitif. Serial ini banyak dikenal atas komedi satir yang menyinggung kehidupan sosial di Amerika Serikat pada khususnya. Selain itu, The Simpsons juga sering menghadirkan bintang tamu, baik aktor,politikus, olahragawan, dan figur publik lainnya yang seringkali mengisi suara tokoh mereka sendiri.

Jumlah tokoh dalam The Simpsons mencapai lebih dari 100 karakater. Di Indonesia sendiri, penayangan The Simpsons pertama kalinya tayang di RCTI di awal 90an dan sempat tayang kembali pada tahun 2001. Serial ini juga pernah tayang dalam jangka waktu pendek di ANTV. Dalam beberapa episode, adegan Homer mencekik Bart tidak ditayangkan karena dianggap sebagai contoh kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).



REVIEW ANIMASI EROPA “SMURF” (COLOMBIA PICTURES & SONY PICTURES ANIMATION, 2008)

“THE SMURFS” 


Berangkat dari sebuah komik berseri klasik asal Belgia karangan Peyo yang laris manis, The Smurfs lantas berkembang menjadi sebuah serial animasi di tahun 1980-an. Dengan mengkombinasikan tokoh-tokoh berwarna biru yang imut dan menggemaskan dengan cerita yang mudah dicerna plus humor-humor slapstick, The Smurfs berhasil mengumpulkan jutaan fans dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebagai seorang sutradara, Raja Gosnell memiliki catatan yang terbilang kurang menggembirakan. Selain Big Momma’s House, dwilogi Scooby-Doo, Beverly Hills Chihuahua dan The Smurfs, film buatannya kurang mendapat respons positif dari penonton. Begitupun dengan yang laris manis, kritikus menanggapinya dengan sinis. 

Film The Smurf ini dibintangi oleh actor Neil Patrick Harris (Patrick Winslow), artis cantik Jayma Mays (Grace Winslow) dan actor Hank Azaria (Gargame). Film ini diproduksi oleh Columbia Pictures dan Sony Pictures Animation.

Mengingat The Smurfs adalah sebuah adaptasi dari komik anak-anak dan Gosnell yang menanganinya, tentu Anda jangan terlalu serius dalam menilai film ini. Sejak awal pangsa pasar yang ditarget adalah keluarga. Maka jangan heran jika plot yang klise, villain yang kelewat bodoh dan humor slapstick khas film keluarga akan Anda temukan dengan sangat mudah disini.


The Smurfs berkisah tentang keceriaan desa Smurfs yang sedang mempersiapkan Blue Moon Festival terusik oleh maksud keji Gargamel (Hank Azaria), seorang penyihir jahat yang pakar dalam meracik ramuan ajaib. Ia sangat membutuhkan sari pati dari para Smurf untuk menyempurnakan ramuan ajaibnya. Gargamel bersama kucingnya, Azrael (Frank Welker), tidak sengaja memburu Clumsy Smurf (Anton Yelchin) yang menuntun mereka menemukan desa Smurf yang selama ini terlindungi.

Serangan Gargamel dan Azrael yang mendadak, memorak-porandakan kebahagiaan desa Smurf. Clumsy Smurf (tiap Smurf dinamakan sesuai dengan sifat dan karakter mereka) salah mengambil rute penyelamatan diri. Papa Smurf (Jonathan Winters), Smurfette (Katy Perry), Brainy Smurf (Fred Armisen), Gutsy Smurf (Alan Cumming) dan Grouchy Smurf (George Lopez) yang menyadari Clumsy Smurf berlari ke area terlarang segera menyusulnya. Akhir dari pelarian menyudutkan mereka ke tepian jurang dimana portal waktu berwujud pusaran air menyedot mereka untuk berteleportasi menuju kehidupan megapolitan kota New York.

Patrick Winslow (Neil Patrick Harris) seorang calon Ayah yang sedang menghadapi tekanan dari pekerjaannya tidak sengaja mengurung Clumsy ke dalam kardus miliknya. Lima kawanan Smurf yang selamat, membuntuti Patrick hingga ke apartemennya. Perkenalan awal yang tidak menyenangkan dengan para Smurf harus dialami oleh Patrick dan istrinya, Grace Winslow (Jayma Mays), untuk memunculkan Blue Moon, bulan pembuka jalan bagi para Smurf yang terasing untuk kembali ke kampung halamannya.

Gargamel bersama Azrael ternyata juga berhasil menyeberang melalui portal waktu. Dengan segala daya dan upaya yang beraroma sihir, duo antagonis ini berhasil menangkap Papa Smurf yang sedang berusaha menemukan buku berisi mantra yang bisa menghadirkan Blue Moon. Para Smurf muda yang tersisa bersama Patrick dan Grace merancang siasat untuk menyelamatkan Papa Smurf dari kebinasaan yang akan dihadirkan oleh Gargamel. Pemunculan Blue Moon yang sangat dinantikan, akan berdampak besar bagi kehidupan Patrick dan para Smurf.


The Smurfs, film yang menghibur dengan muatan nilai positif, cocok untuk dinikmati bersama keluarga dan orang-orang yang Anda sayangi. Dialog komedi khas Hollywood dengan polah konyol dari para Smurf, Gargamel dan Azrael dijamin sangat Smurftastic! 

Sebagai sutradara, Raja Gosnell memanfaatkan The Smurfs sebagai sebuah kesempatan baginya untuk menebus kesalahan-kesalahan yang telah dia perbuat kepada dwilogi Scooby-Doo yang mengecewakan itu. Elemen pondasi klasik yang dipergunakan untuk menciptakan sebuah film keluarga tetap dipertahankan, namun sekali ini Gosnell terbantu dengan naskah yang ditulis keroyokan oleh para penulis naskah yang beberapa diantaranya merupakan fans berat dari The Smurfs. Gosnell memang tidak lantas membuat The Smurfs sebagai sebuah masterpiece dan adaptasi terbaik di genrenya, tapi ini jelas merupakan sebuah peningkatan dan setidaknya tidak mengecewakan fans The Smurfs. Yang membuat saya senang, Gosnell dan tim penulis naskah tidak melupakan para penonton dewasa non fans sekalipun mereka bukanlah target utama. Humor yang bersinggungan dengan pop culture beberapa kali diselipkan dan cukup mampu membuat saya setidaknya menyunggingkan senyum. Memiliki kedekatan serta pengetahuan yang luas mengenai The Smurfs turut membantu tim penulis naskah dalam menyampaikan kisah. Mereka setia dengan gaya bertutur Peyo sehingga para fans pun tak merasa terkhianati meskipun ini akan membuat para penonton dewasa yang tidak akrab dengan The Smurfs mengernyitkan dahi menyaksikan sejumlah adegan yang dikreasi secara childish dengan humor-humor slapstick. 

Naskah digarap serius, tidak hanya menyoal tentang petualangan para Smurf di Big Apple namun juga membahas hubungan antar karakter yang menjadikannya terasa sedikit sentimentil di beberapa adegan. Ini menjadi kekuatan The Smurfs tatkala kebanyakan film sejenis cenderung mengabaikan kekuatan naskah. Dari jajaran pemain pun sama sekali tidak mengecewakan. Ketiga bintang utama The Smurfs yang masing-masing berasal dari serial komedi yang berbeda (Glee, How I Met Your Mother dan Modern Family) tampil pas dan tidak berlebihan. Neil Patrick Harris menunjukkan kapasitasnya sebagai aktor komedi berbakat, sementara Sofia Vergara yang berperan sebagai atasan Patrick yang memiliki karakteristik layaknya Cruella de Vil sekalipun tidak secemerlang seperti saat di Modern Family akan tetapi tetap mencuri perhatian dengan aksennya yang khas. Jayma Mays bermain terlalu aman, posisinya diuntungkan dengan karakter Grace yang memiliki peranan penting dalam kehidupan Patrick. Sementara untuk pengisi suara dari para Smurf nyaris tanpa cela. Jonathan Winter yang pernah mengisi suara dalam versi animasi The Smurfs selama beberapa episode berhasil menjiwai karakter Papa Smurf dengan baik. Barisan pendukungnya pun patut mendapat acungan jempol. Andai saja saya tidak mengetahui siapa saja yang ambil bagian sebagai dubber, maka saya tidak akan menyadari Katy Perry ikut meramaikan suasana. Maka, Raja Gosnell pun patut melayangkan beribu ucapan berterima kasih kepada para pemain dan penulis naskah yang telah berjasa membawa The Smurfs setingkat lebih tinggi derajatnya ketimbang film sejenis sehingga karir Gosnell di Hollywood pun masih bisa terselamatkan. Yah, setidaknya pihak Sony Pictures tidak ragu untuk mengontaknya kembali demi The Smurfs 2. 

Acceptable 2D atau 3D? Untuk lebih berhemat sebaiknya Anda menontonnya dalam versi 2D saja karena tidak ada perbedaan yang signifikan dalam versi 3D-nya. :)

Film ini direlease pada bulan Juli 2011 dan menjadi Film Hollywood Box Office 2011.

Diputar di Bioskop Indonesia :
- 21 Cineplex

Homepage :
- http://www. smurfhappens.com/

Jenis Film :
- Drama / Family

Pemain :
- Neil Patrick Harris, Jayma Mays, Soafia Vergara, Hank Azaria, Anton Yelchin, Katy Perry, Jonathan Winters, Alan Cumming, Fred Armisen, George Lopez.

Produksi :
- Sony Pictures

Sutradara :
- Raja Gosnell

Produser :
- Jordan Kerner

Sumber Referensi : 
- 21cineplex.com
- move-media.blogspot.com 
- cinetariz.blogspot.com

Silahkan lihat Smurfs Movie Trailer Animation disini : 







REVIEW CARA KERJA ZOETROPE

ZOETROPE

Zoetrope adalah mesin yang mampu menampilkan gambar animasi bergerak dengan cara menumbukgambar-gambar tadi dalam sebuah roda. Ketika gambar diperlihatkan pada sebuah celah, gambar seolah-olah bergerak. Mesin zoetrope menjadi perlengkap standar dunia hiburan hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Zoethrope sering dosebut merupakan hasil karya George Jprner pada tahun 1834, hanya pada waktu itu ia menyebutnya daedalum atau daedatelum. Horner membuat alat tersebut berdasarkan rancangan yang sudah dibuat Joseph Plateau pada 1832. Sebuah alat yang memiliki kemiripan dengan alat ciptaan Hornerpernah dijelaskan John Bate dalam The Mysteries of Nature and Art pada 1634. Bahkan, Zoetrope paling awal dan mendasar juga ditemukan di Cina oleh Tiang Huan, ketika itu alat Ting Huan digantung di atas lampu. Udara yang naik memutar alat tersebut, dari situ tergantung kertas dan tempus pandang atau panel mika. Gambar yang ada di panel akan bergerak jika alat berputar cukup cepat. Zoetrope dipatenkan William Lincoln dari Providence, Rhode Island, pada tanggal 23 April 1867.


Tidak ada perbedaan dalam hal penciptaan animasi dalam Thaumatrope ataupun Zoetrope. Kedua alat ini memanfaatkan cara kerja PO mata manusia. Yang membedakan thaumatrope dan zoetrope adalah
  • Thaumatrope tidak bisa menggerakkan gambar secara bertahap, melainkan hanya bisa menumpuk / menyatukan 2 buah gambar yang berbeda.
  • Zoetrope membuat gambar bisa bergerak berdasar gambar yang ditempelkan dalam tabung tersebut.



Sumber 
http://www.scribd.com/doc/52648415/6/B-2-Animasi-Tradisional-Traditional-animation

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23029/3/Chapter%20II.pdf

http://everlastanimation.blogspot.com/p/tugas-3.html


REVIEW CARA KERJA THAUMATROPE


THAUMATROPE


Paul Roget (Perancis, 1828) penemu Thaumatrope, yaitu sebuah kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisi-sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak. Thaumatrope ini menunjukkan fenomena Phi, yaitu kemampuan otak untuk terus-menerus melihat gambar Ada beragam penemu thaumatrope, antara lain Charles Babbage, Peter Roget, atau John Ayrton Paris, tetapi Paris diketahui telah menggunakan thaumatrope untuk menggambarkan satu fenomena Phi pada 1824 ke Royal College of Physicians. 

Cara kerja thaumatrop :
  • Ambil kertas dan buatlah sebuah lingkaran
  • Ambil 2 buah karet diikat pada ujung-ujung kertas
  • Memberi gambar pada permukaan ketas,dan
  • Memutar kertas tersebut

REVIEW ANIMASI ASIA “DORAEMON” (Fujiko Prod., 1990)

DORAEMON


Doraemon adalah judul sebuah manga populer yang dikarang Fujiko F. Fujio sejak tahun 1969 dan berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobi Nobita yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22.

Kehidupan awal Doraemon tidak begitu baik. Ia adalah sebuah robot gagal yang dilelang kepada sebuah keluarga miskin yang terlilit utang, yang tak lain adalah keluarga keturunan Nobi Nobita. Doraemon pernah menjalani masa-masa berat: Ia hanya menjadi penjaga bayi setelah gagal melewati ujian di akademi robot, kedua telinganya hancur setelah digigit robot tikus, catnya luntur akibat ulahnya sendiri, dan masih banyak kisah sedih yang ia lalui pada tahun pertama sejak kelahirannya. Sampai suatu ketika, keluarganya mengirimkan ia kembali ke masa lalu, kira-kira 250 tahun yang lalu, zaman dimana Nobita Nobi, leluhur keluarga ini, masih hidup di Tokyo.

Misi Doraemon adalah untuk menolong Nobi Nobita (buyut dari Sewashi yang memiliki Doraemon). Nobita adalah seorang anak yang selalu mengalami nasib sial dan tak punya kemampuan apa-apa. Ia bodoh dalam pelajaran sekolah dan tidak bisa berolahraga, Nobita hanya berbakat dalam tembak-menembak,bermain karet, dan tidur; kemampuan yang hampir tak berguna di zaman Jepang modern. Inilah alasan mengapa ia gagal menjalani kehidupannya. Dan Doraemon dikirim dari masa depan untuk menjadikannya seorang pria yang sukses. Sangat ironis, sebuah robot gagal datang membantu seorang anak yang gagal. Tetapi pada kenyataannya, persahabatan kedua anak ini membuat mereka menjadi seseorang yang lebih baik.

Doraemon tiba pada tahun 1969, pada hari Tahun Baru Jepang bersama Sewashi, cicit Nobita. Ia keluar dari laci meja milik Nobita, dan sejak saat itu ia tinggal bersama Nobita, misinya adalah untuk mencegah Nobita menjadi orang gagal. Setiap kali Nobita tertimpa masalah, Doraemon akan segera membantu dengan alat-alat ajaibnya.

Kelihatannya misi Doraemon berhasil, karena ketika mereka menjelajah ke masa depan, Nobita melihat dirinya menikah dengan Shizuka, bukan dengan Jaiko. Dia juga melihat keturunannya hidup dalam kondisi yang lebih baik daripada ketika Sewashi mengirim Doraemon dulu; bahkan keturunan Nobi mampu membeli robot yang "tidak gagal". 

Diceritakan dalam manga dan anime, Doraemon dan Nobita saling bekerja sama untuk memperbaiki kehidupan mereka masing-masing. Mereka saling bekerja sama dan tolong-menolong. Banyak juga cerita yang menampilkan kisah keberanian dan kegigihan mereka untuk mempertahankan persahabatan yang sudah mereka jalin.

Nah, inilah orang orang yang berada di balik film ini :
  • Original - Fujiko F. Fujio
  • Director - Yonetani Yoshitomo
  • Animation Director - Takakura Yoshihiko
  • Art Director - Akashi Seiko
  • Director of Photography - Hiroshi Akira Kumagai
  • Recording Director - Urakami Yasuo
  • Colorization - Miwako Teruya
  • Finishing - Reiko Daigo, Maeno Izumi, Akiko Aihara, Kaneuti Yukiko, Anzai Naomi, Oohira Noriko
  • Special Effects - Doi Mitiaki
  • Background - Tensui wins, Hazi Masahiro, T. Nakamura, Okabe Mayumi, Megumi Takeuchi, Matsukawa Makoto
  • Shooting - Yamada Hiroaki, Kurata Yoshimi, Kisuki, Suzuki Hiroshi, Kaneko Masashi
  • Editor - Kozima Toshihiko, Yumiko, Hideaki Murai, Akira Hiroshi Kawasaki, Miyake Kei
  • Effects - Matsuda Akihiko
  • Recording studio - studio APU
  • Voicing - Ooshiro Hisanori
  • Production Record - Odiopuranninguyu
  • Technical Assistance - Mori Mikio
  • Title - Akira Michikawa
  • Development - Tokyo Processing Station
  • Production Desk - Saitou Atsushi, Ogura Kumi
  • Producer - Exhibit Hazime Takeshi, Yumi Jiro phase, Koizumi Yoshiaki, Kimur Zyuniti